PERBANDINGAN PENGGUNAAN ANTIKOAGULAN EDTA KONVENSIONAL (Na2EDTA 10%) DAN EDTA VACUTAINER (K3EDTA) TERHADAP HASIL PEMERIKSAAN KADAR HEMATOKRIT DENGAN ALAT HEMATOLOGY ANALYZER
DOI:
https://doi.org/10.36568/anakes.v14i1.109Abstract
Hematokrit merupakan persentase volume sel eritrosit terhadap keseluruhan dari volume darah utuh yang dinyatakan dalam persen (%). Dalam proses pemeriksaan hematokrit sangat perlu diperhatikan mengenai penambahan antikoagulan sebagai pencegah terjadinya pembekuan darah. Antikoagulan yang sering ditambahkan dalam pemeriksaan hematokrit adalah antikoagulan EDTA dalam bentuk kering atau larutan 10% (Na2EDTA) dan juga tersedia dalam tabung vacutainer (K3EDTA). Takaran 1 mg atau 10 μL antikoagulan, dapat mencegah terjadinya pembekuan 1mL darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak nya perbedaan pada penggunaan antikoagulan EDTA konvensional (Na2EDTA 10%) dan EDTA vacutainer (K3EDTA) terhadap kadar hematokrit pada 30 mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surabaya Tahun 2024 dengan alat hematology analyzer. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian komparatif dengan metode cross sectional dan pengumpulan data yang digunakan yaitu data primer. Penelitian ini terlaksana di bulan November sampai Mei 2024 di Laboratorium Hematologi Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Surabaya. Hasil pemeriksaan kadar hematokrit dengan antikoagulan Na2EDTA 10% didapatkan rata-rata nilai 40,0967 %, sedangkan kadar hematokrit dengan antikoagulan K3EDTA didapatkan rata-rata nilai 39,9167 %. Hasil pemeriksaan kadar hematokrit berdasarkan uji Paired Sample T-Test didapatkan nilai sign(2tailed) sebesar 0,120 yang artinya nilai sign > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar hematorkit dengan menggunakan antikoagulan Na2EDTA 10% dan antikoagulan K3EDTA.